Aku Dan Sepeda Gunung - Sejarah Sepeda

Sepeda

Masih teringat jelas dalam ingatan, saat dulu sewaktu aku masih kecil ayah membelikan sepeda baru... Hatikupun Riang tak terkira. Setiap hari selalu kurawat dan aku bersihin, kucuci dan selalu kujaga. Dulu Ayah begitu sayang sama aku, setiap aku minta sesuatu pasti ayah memberikannya. Saat sepedaku rusak ayah selalu mengajak aku pergi ke bengkel sepeda untuk memperbaikinya.. Saat ini bila aku berada di bengkel sepeda, pasti aku teringat Ayah saat dulu mengajariku naik sepeda, mengajak bersepeda sore ke rumag temen ayah, mengajak aku pergi kebengkel sepeda... Sekarang Walau jaman sudah lebih maju dan teknologi semakin berkembang tapi tidak sedikit orang yang masih suka menggunakan sepeda buat pergi kewarung atau sekedar bersepeda pagi termasuk aku ini.

Seperti yang kita ketahui Nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Prancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.Tapi konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu. Tapi seiring berkemnbangnya sepeda disempurnakan oleh seorang berkebangsaanJerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda

Pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda, Eitzz tapi bukan mesin kayak yang ada di sepeda motor loh :D. Tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal yang menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana). Upaya penyempurnaanpun terus berkembang. Pada 1855 seorang berkebangsaan prancis membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Prancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg).

Kemajuan yang paling terlihat adalah saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang). Tapi setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.

Selain itu penemuan penemuan penemuan seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik Hohoho kaya aku yang masih suka naik sepeda..

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama